Kerangka Dasar Teknis Pemetaan Wilayah


Pemetaan suatu daerah dilakukan dengan 2 cara, yaitu penyebaran kerangka dasar sebagai titik ikat dan pengambilan data titik detail sebagai gambaran fisik bumi.

Dua hal ini merupakan tahapan awal konsep dasar pemetaan. Koordinat titik dilapangan dinyatakan dengan tiga komponen, yaitu absibs, ordinat dan tinggi titik yang bersangkutan.

Posisi sebaran titik ikat dinyatakan sebagai kerangka dasar horizontal. Sedangkan ketinggian dari titik ikat tersebut, diukur secara tersediri dan kumpulannya sebagai kerangka dasar vertikal.

 
Kerangka Horisontal

Kerangka horisontal ialah gambaran dari pengukuran dengan melibatkan jarak. Sama halnya jika kita melihat pada kertas peta.

Yang terlihat bukanlah ketinggiannya melainkan jarak dengan skala tertentu. Artinya adalah garis datar, bukan garis ketinggian.

Kerangka horizontal digunakan untuk mencari jarak, sudut dan luas suatu wilayah.

Konsep ini mirip dengan pada saat kita menggambar denah, yang terlihat adalah tampilan dari pandangan atas atau lendscapenya, bukan tampak badan rumahnya.

Pada rumus ilmu ukur tanah disimpulkan bahwa, kordinat titik selanjutnya akan ditemukan apabila kordinat titik sebelumnya telah diketahui.

Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan yang memperlihatkan posisi horisontal (X,Y) antara satu titik relatif terhadap titik yang lain di permukaan bumi pada bidang datar.

Pada dasarnya, untuk mengukur peta dengan kerangka horizontal ada tiga macam sesuai dengan fungsi dan kegunaannya yaitu poligon terbuka, poligon tertutup dan poligon bercabang.

Poligon Terbuka


Apabila diketahui kordinat dua buah titik, maka untuk menentukan kordinat titik-titik lainnya dibutuhkan sudut dan jarak yang dibentuk antara titik yang bersangkutan.

Bentuk kerangka dasar ini disebut poligon yaitu dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak, diantara titik-titiknya.

Secara geometris dan matematis, terdiri atas serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya.

Titik pertama tidak sama dengan titik terakhir. Poligon terbuka biasanya digunakan untuk jalur lintas / jalan raya, saluran irigasi, kabel listrik tegangan tinggi, kabel TELKOM dan jalan kereta api.

Setiap pengukuran polygon perlu disediakan titik-titik control yang biasanya berada pada akhir dari jalur pengukuran tersebut.

Cara lain yang juga selalu digunakan adalah dengan melakukan pengukuran control pada beberapa titik yang terpilih.

Pengukuran control yang dilakukan adalah control azimuth matahari yang diikatkan pada salah satu sisi yang terpilih.

Poligon Tertutup


Pada pengukuran ini, sudut banyak tersebut membentuk suatu bidang dengan segi banyak. Hal yang sama dilakukan juga yaitu pengukuran sudut dan jarak diantara titik-titiknya.

Dalam bentuk kerangka polygon tertutup ini, pengukuran kontrolnya dapat dilakukan dititik awal saja, karena titik tersebut juga merupakan titik akhir dari pengukuran kerangka tersebut. Pada polygon tertutup ini, garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.

Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting.

Titik sudut yang pertama = titik sudut yang terakhir. Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk pengukuran kontur, luas wilayah, waduk, bendungan, pemukiman, area tanah dan topografi kerangka.

Poligon Bercabang


Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.

Poligon ini pada dasarnya hanyalah pengembangan dari poligon terbuka yang memiliki akses atau jalur baru yang berdasar pada jalur asli poligonnya.

Poligon Kombinasi


Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentuk-bentuk poligon yang ada.

Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak-jarak mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur dari lapangan menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.


Pengolahan data polygon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar polygon dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat.

Kerangka Vertikal


Kerangka vertikal adalah gambaran dari pengukuran dengan melibatkan tinggi. Dalam hal ini adalah penentuan ketinggian dan beda tinggi dari titik-titik ikat dari gambaran polygon.
 
Kalau kerangka horizontal memperlihatkan situasi tampak atas suatu daerah yang diukur, maka kerangka horizontal memperlihatkan tampak dari ketinggian masing-masing titik.


Dari gambar diatas jelas hubungan antara titik P dan Q yaitu HQ = δHPQ. Hal ini dapat dikatakan sebagai tinggi titik sebelumnya ditambah beda tinggi δHPQ kedua titik tersebut.

Contoh pengukuran dilakukan menggunakan empat rambu dengan dua rambu antara (AN1 dan AN2).

Catatan 1:

BLK = Tinggi benang tengah pada rambu belakang
Antara = Tinggi benang tengah pada rambu antara
Muka = Tinggi benang tengah pada rambu muka
Naik = Posisi tanah menaik
Turun = Posisi tanah menurun
Tinggi = Tinggi titik diatas permukaan tanah

Catatan 2 :

1. Beda kontur terikat pada bilangan skala
2. Tinggi garis kontur yang pertama adalah kelipatan beda kontur dengan bilangan real yang terkecil, yang dapat digambarkan disekitar ketinggian yang paling rendah.

Semua gambar yang dihasilkan tersebut, selanjutnya digambarkan sesuai proyeksi, skala dan simbol yang diperlukan.
Kerangka Dasar Teknis Pemetaan Wilayah Kerangka Dasar Teknis Pemetaan Wilayah Reviewed by Frets Wilson on September 28, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.