Jenis Beton Dalam Konstruksi
Beton adalah campuran bahan semen prtland atau semen yang lain, agregat kasar, agregat halus air dengan atau tanpa bahan tambah aditif.
Beton yang baik adalah beton yang memenuhi kriteria dalam hal ini aspek teknik yaitu kekuatan, aspek ekonomi yaitu rendah biaya dan aspek metode yaitu efektif dalam pengerjaan.
Beton harus memenuhi segala standar dan pedoman yang berlaku dalam sistem perancangan beton. Sesuai dengan pedoman beton 1989.
Meski beton mempunyai kekuatan tekan ang tinggi, namun rendah terhadap gaya tarik. Hal ini menyebabkan beton sering mengalami keretakan akibat beban, susut yang bertahan, maupun perubahan temperature. Jenis Beton Dalam Konstruksi sebagai berikut :
Beton Normal
Beton Normal adalah beton yang memiliki berat isi berkisar 2200-2500 kg/m3 dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.
Beton jenis ini paling banyak digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dikarenakan proses pembuatannya (Mix Design) yang relatif mudah untuk dikerjakan.
Beton normal umumnya digunakan untuk keperluan proyek dengan beban yang relatif kecil dan sedang misalnya rumah tinggal, ruko, kantor, gedung sekolah dll.
Beton Bertulang
Beton bertulang (Reinforced Concrete atau disingkat RC), adalah material komposit dengan tulangan yang memiliki kekuatan atau daktilitas yang lebih tinggi.
Karena beton termasuk material struktur yang mempunyai kekuatan dekilitas yang rendah makan skema umum penggunaan beton bertulang dirancang untuk menahan tegangan tarik pada daerah beton tertentu yang dapat menyebabkan keretakan dan/atau kegagalan struktural.
Tulangansering dugunakan dalam hal ini adalah tulangan jens besi Polos (P) atau Ulir(U) dan berupa tulangan baja yang tertanam secara pasif di beton sebelum beton dipasang.
Beton bertulang juga dapat mengalami tekanan permanen (beton dalam kompresi, tulangan dalam tegangan), sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat struktur bangunan ketika dikenai beban.
Beton ini dapat dibuat menggunakan dua metode yaitu cor ditempat dan pra-cetak. Berbagai jenis struktur dan komponen struktur dapat dibangun menggunakan beton bertulang termasuk pelat, dinding, balok, kolom, fondasi, penyangga, dan lainnya.
Beton Pratekan
Beton pratekan adalah beton yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan beton terhadap gaya tarik yang bekerja baik dari dalam dan dari luar.
Karena beton hanya sanggup menahan tekanan dari beban berat, beton kurang bisa menahan beban dari gaya tarikan. Maka beton dirancang dan diberikan gaya yang sesuai agar efektif menahan tekanan berat dan tekanan tarik sekaligus.
Pemberian gaya ini disebut pra-tegang. Dimana gaya ini diberikan terhadap baja tulangan yang memiliki kekuatan terhadap gaya tarik yang tinggi yang terkenal dengan nama system Freyssinet.
Dengan cara ini, kawat atau kabel pra-tegang diberi bentuk dan gaya sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah ditetapkan dapat diimbangi sepenuhnya.
Pada beban seimbang ini di dalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada semua penampang struktur bekerja merata.
Beton pr-tekan biasa diaplikasikan pada jenis struktur seperti jembatan, lantai slab, atau semacam sistim struktur yang membutuhkan gaya tarik dan lendutan.
Beton Ringan
Beton Ringan (Light Weight Concrete -LWC), beton ringan merupakan jenis beton yang memiliki berat isi berkisar 1400-1800 kg/m3.
Beton ringan banyak digunakan untuk mengurangi bobot mati dari struktur bangunan, dan diaplikasikan dalam pembuatan elemen-elemen struktur beton yang ringan misalnya panel dinding, plat, atap, elemen beton precash dan elemen struktur lain.
Beton ringan biasanya dimodifikasikan dengan beberapa material ringan seperti sterofoam. Dalam proses rekayasa pembuatannya (Mix Design) biasanya menggunakan agregat yang ringan penggati agregat kasar/ kerikil (Artificial Light Weight Agregate – ALWA) dan bahan pengisi berupa abu terbang (Fly Ash).
Beton ini memiliki golongan berdasarkan tingkat kekuatannya/strength antara lain beton ringan dengan kekuatan ringan (Beton Insulasi), kekuatan sedang dan beton ringan struktural.
Dan dikarenakan bobot massa bangunan yang berbanding lurus terhadap efek gaya lateral gempa pada pusat massa bangunan.
Sehingga beton ringan dapat mereduksi efek dari gaya lateral gempa pada struktur bangunan terutama bangunan tingkat tinggi.
Beton Tanpa Tulangan
Beton tanpa tulangan adalah beton struktur yang tidak terlalu membutuhkan kuat tekan atau tarik tinggi dari beban.
Beton ini merupakan beton khusus yang diperuntukan pada bagian struktur sebagai pendukung atau pelengkap suatu konstruksi.
Mirip dengan beton normal, hanya saja jenis beton ini secara khusus menjadi satu bagian dengan suatu konstruksi tertentu namun bukan sebagai elemen utama.
Karena selain tidak membutuhkan daya dukung yang tinggi, biasanya beton tanpa tulangan cocok digunakan sebagai jalan rabat beton, rdainase,lantai, dinding cor, maupun elemen pendukung struktur seperti lean concrete.
Beton Fiber
Beton Fiber atau biasa disebut beton serat (fiber Concrete) adalah beton yang terdiri dari semen hirolik, air, agregat halus, agregat kasar dan serat (serat baja. Plastic, glass atau alami).
Penambahan serat pada beton dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan sifat yang dimiliki beton yaitu kuat tarik rendah.
Selain itu, beton serat juga berfungsi untuk meningkatkan dektilitas beton atau kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi inelastic bolak balik berulang diluar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan kemampuan daya dukung bebannya (SNI-03-1729-2002).
Beton ini mempunyai kelebihan disbanding beton yang tidak memiliki serat antara lain tampilan, ketahanan terhadap beban kejut (impact resistance), kuat tarik dan lentur (tensile and flexural strength), kelelehan (fatigue life), ketahanan terhadap pengaruh susut (shrinkage) dan ketahanan terhadap keausan (abrasion) (Soroushian and Bayashi, 1987.
Sumber Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Beton_bertulang
www.ilmubeton.com
Terimakasih atas informasinya ya Kak
ReplyDelete