Konsep Bangunan Pengelak Sungai Untuk Irigasi
Saluran pengelak diperlukan untuk mengalihkan aliran sungai selama periode pelaksanaan konstruksi bendungan.
Pada awal tahap konstruksi, perlu dikaji ulang periode ulang banjir yang ditetapkan pada saat desain dengan mempertimbangkan jadwal pelaksanaan konstruksi riil.
Apabila jadwal pelaksanaan berubah, maka periode ulang debit banjir desain pengelak perlu ditinjau kembali.
Pelaksanaan bangunan pengelakan mengacu pada Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan Konstruksi Bendungan, SNI 03-6456.1.2000 bagian 1,Pengendalian Sungai Selama Pelaksanaan Konstruksi Bendungan dan Bagian 2, Penutupan Alur Sungai dan Pembuatan Bendungan Pengelak.
Beberapa jenis pengelak sungai yang lazim adalah sebagai berikut:
1. Pengelakan seluruh lebar sungai dengan kombinasi bendungan pengelak (cofferdam) dan saluran tertutup berupa konduit atau terowong pengelak /diversion tunnel.
2. Pengelakan dengan saluran terbuka/ diversion channel
3. Pengelakan pada sebagian lebar sungai yang dilindungi dengan cofferdam dan membiarkan bagian sungai yang lain untuk melewatkan air.
Dalam mendesain suatu bendungan yang menutup suatu sungai perlu mempertimbangkan cara atau metoda untuk mengalihkan sungai tersebut selama konstruksi bendungan berlangsung.
Masalah-masalah yang akan timbul sangat bervariasi, tergantung ukuran dan potensi banjir dari sungai tersebut.
1. Karakteristik aliran sungai
2. Banjir desain yang digunakan, sesuai dengan resiko yang dihadapi
3. Metode pengalihan/ pengelakan sungai
4. Spesifikasi yang diperlukan
Bangunan pengelak diperlukan untuk mengalihkan aliran sungai selama periode pelaksanaan konstruksi bendungan, yakni dengan membuat saluran pengelak (terowongan atau konduit) dan mengalihkan/ mengelakkan aliran sungai dengan membuat bendungan pengelak/ cofferdam.
Pencatatan debit aliran sungai adalah merupakan informasi yang terpercaya berkaitan dengan karakter aliran sungai yang ditinjau.
Karena setiap aliran permukaan (runoff) mempunyai puncak aliran dan periode aliran rendah pada waktu yang berbeda untuk setiap tahunnya, kondisi aliran permukaan akan mempengaruhi pemilihan cara pengelakan yang dipilih.
Suatu lokasi yang akan dipengaruhi oleh musim hujan akan memerlukan provisi pengelakan yang minimum untuk musim kering dari setiap tahunnya.
Suatu debit aliran yang sulit diprediksi memerlukan pemilihan cara pengelakan yang lebih teliti, sehingga kontraktor mempertimbangkan terjadinya aliran rendah dan aliran banjir yang terjadi selama konstruksi berlangsung.
Sumber Referensi :
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi
No comments: