Pengelolaan Desa Wisata
Dimulai dari melakukan zoning area lokasi wisata. Ini adalah sistem pengelompokan unsur-unsur yang mempunyai peranan dan fungsi yang sama.
Zoning selalu mengacu pada tata letak fisik yang berorientasi pada aktivitas. Tipe zoning yang akan di tentukan adalah sebagai berikut.
1. Zoning Rekreasi
Mengacu pada tempat peristirahatan, rekreasi dan bersantai. Unsur-unsur pada area ini antara lain, restoran, playground, area pikni, tempat bersantai, souvenir, jalan setapak, cottage dan camping area.
2. Zoning Pengunjung
Mencakup unsur yang sifatnya mendukung. Unsur dalam zoning ini seperti warung-warung, kios-kios, dan jalur sirkulasi.
3. Zoning Pelengkap
Berfungsi menampung kegiatan pengelolaan objek. Unsur ini mencakup lapangan olah raga, area kantor, rumah tinggal, area gardu, loket penjualan karcis, area informasi, pemandu wisata, menara air dan menara pengawas.
Tapak perencanaan objek wisata harus memberi kesan terbuka dan alami. Tidak terlalu banyak diubah, namun kontras dengan visualisasi desa wisata yang berdaya tarik. Dan masa bangunan sebagai fungsi pelayanan umum, harus mencakup kesemua arah
Perancangan fasilitas desa wisata dimulai dari menganalisa setiap area sarana yang akan dibangun sebagai bagian dari sistem pengelolaan desa wisata.
Fasilitas
Observasi
Dirancang pada area dengan arah pandang yang paling bagus dengan jangkauan paling luas. Ini dirangcang sedemikian rupa, sehingga memenuhi aspek kebutuhan desa wisata itu sendiri.
Peristirahatan
Harus dibuat ditempat yang mudah dijangkau setiap jenis pengunjung. Misalnya untuk pejalan kaki, dibuat sedemikian rupa sehingga kriteria kemudahan akses tercapai. Selain itu, harus dapat memberikan kesanyang aman dan nyaman dari alam setempat.
Dagang
Dapat memenuhi kebutuhan pengunjung untuk semua jenis bahan makanan yang sesuai, dan lokasi dibuat pada daerah yang mudah diakses pengunjung, dengan tidak merusak lingkungan alami.
Area Perkemahan
Dirancang pada area terbuka, jauh dari konsentrasi kegiatan, memiliki cukup infrasruktur dan utilitas penunjang sebagaimana diperlukan.
Pusat Informasi
Terletak dilokasi yang mudah dicapai dan dilihat pengunjung yang datang. Juga diberikan petunjuk seperti papan keterangan yang fungsional.
Restoran
Dibuat pada tempat dengan arah pandang yang indah. Mudah diakses dan memiliki daya tarik yang kontras dengan budaya setempat.
Ruang Jaga
Ruang jaga dibangun dibeberapa area strategis untuk mengontrol seluruh kegiatan secara efektif. Dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang memadai.
MCK
Dibangun disetiap area yang perlu khususnya area yang tidak memiliki bangunan utama, seperti taman, area camping dan observasi.
Jaringan Transportasi
Dirancang dengan memperhatikan factor manusia sebagai subjek yang akan memahaminya tanpa mengurangi rasa keindahan.
Skala Ruang
Pada umumnya, desa wisata dibagi dalam 3 area yang berisi fasilitas standar untuk penunjang kegiatan pengelolaan desa wisata.
1. Pelayanan Umum
- Cotagge
- Camping area
- Restoran
- Warung
- Kios souvenir
- Toilet
- Kolam renang
- Taman duduk
- Rekreasi pantai
- Area piknik
- Mushola
2. Sirkulasi
- Jalan Setapak
- Jalan Pencapaian
- Jalan Pelayanan
3. Dermaga
- Dermaga Parkir
- Dermaga Parkir Perahu
Kebutuhan unit untuk desa wisata, harus memenuhi kebutuhan standar manusia atau pengunjung sebagi pengakses utama, dengan tidak membatasi setiap gender.
Daya Tarik
Setiap lokasi desa wisata memiliki daya tarik tersendiri. Ini tidak bisa terlepas dari konsep dasar rancang bangun desa wisata itu sendiri. Bebrapa hal mengenai daya tarik agn perlu diperhatikan antara lain.
Keselamatan
Keselamatan adalah factor utama suatu daya tarik desa wisata. Meski beberapa daerah wisata terkesan berbahaya, namun kendali dari pengelolaan menjadi factor penentu.
Keindahan
Pemandangan alam yang lepas dan bervariasi, menjadi penentu utama lokasi desa wisata. Karena itulah inti pembangunan desa wisata sebagai daya tarik utama.
Selain itu, diperlukan kreatifitas dalam proses pembangunan, dimana setiap bangunan maupun tata letaknya ditentukan berdasarkan aspek keserasian warna dan alam.
Keunikan
Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol, sebagai salah satu nilai tambah suatu desa wisata. Dalam hal ini seperti geologi, flora dan fauna, air dan gejala alam yang menonjol.
Kebersihan
Tidak ada pengaruh dari industri dan pemukiman penduduk, sehingga alam yang ditampilkan sebagai objek wisata, adalah murni dari keindahan alam.
Pengelolaan
Dalam hal ini bersifat pelayanan dan pengendalian. Diperlukan cara pengendalian yang terorganisasi pada setiap segi organisasinya.
Status dan jumlah pegawai yang diperlukan dapat di ukur dari sumber dana dan pendapatan terendah yang diperkirakan mampu membiayai operasional dan adminstrasi.
Mutu suatu desa wisata dapat diukur dari kelancaran pelayanan, ketrampilan pegawai dalam hal komunikasi dan pelayanan, juga kemampuan staff dalam hal berbahasa asing.
Segala hal mengenai pelayanan publik harus menjadi prioritas utama suatu pembangunan desa wisata. Agar pengunjung yang datang, tetap akan datang kembali, sebagi bentuk kesan baik yang dirasakan.
Sumber :
Drs. Noorsal Samad.M.A

No comments: