Merancang Site Plan Desa Wisata
Hal terpenting dalam merancang site plan desa wisata adalah dengan mengenal dan memahami terlebih dahulu filosofi desa wisata, kemudian langkah – langkah kerja pembuatan site plannya.
Master plan desa wisata merupakan program yang dikhususkan bagi kawasan berkarakter perdesaan.
Melalui pelibatan warga dan komunitas dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penghuninya.
Bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam pencapaian kawasan desa yang berkelanjutan.
Peran Pemerintah Desa adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya perencanaan masa depan kepada masyarakat dan mengajak masyarakat berinvestasi dalam perencanaan masa depan.
Dimulai dengan tahapan identifikasi, menyusun proses perencanaan dan prioritas program serta pengetahuan mengenai langkah dalam mendesain kawasan.
Dilakukan dengan mengelola potensi SDA dan lingkungan yang diwujudkan dalam pembangunan fisik, serta mengoptimasi pemanfaatan lahan untuk kepentingan bersama demi tercapainya ketahanan pangan, kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk membuat site plan berkarakter desa wisata, yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan tahap-tahap sebagai berikut.
Studi Pendahluan
Bertujuan mendapatkan gambaran mengenai sumber-sumber pariwisata (tourist resources) suatu desa untuk di jadikan bahan dasar penyelenggaraan studi pembuatan rencana induk (master plan).
Studi ini menyangkut identifikasi dan penyelidikan terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Inventarisasi
Identifikasi inventaris desa melalui sumber daya alam (natural resources), sumber daya manusia (human resources), sumber buatan manusia (man made resources).
2. Potensi
Identifikasi potensi menyangkut potensi pariwisata desa yang bersangkutan dengan wilayah sekitarnya dan kemungkinan pola arus dan jaringan lalu lintas yang dapat mendukung pengembangan desa tersebut.
3. Rekomendasi
Studi pendahuluan menghasilkan langkah-langkah persiapan mengenai pentingnya susunan rencana induk (master plan) untuk pengembangan selanjutnya.
Pembuatan Master Plan
Pembuatan master plan bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang rencana pengembangan desa tersebut.
Hal tersebut meliputi.
1. Studi kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang meliputi
- Keterangan yang lengkap mengenai letak geografis dan batas wilayaH.
- Data tentang suhu, kelembaban relative, curah hujan dan kecepatan angin bulanan.
- Keterangan umum mengenai vegetasi, kondisi serta kemampuan tanahnya.
- Data mengenai aspek-aspek design lingkungan, seperti bangunan tradisional dan bahan bangunan lokal.
- Data demografi.
- Data sumber-sumber ekonomi daerah.
- Data tentang sarana dan prasarana yang ada.
2. Evaluasi Potensi Pariwisata
- Potensi pariwisata yang di miliki.
- Lokasi yang mungkin akan di kembangkan.
- Kemampuan daya saing objek-ojek wisata tetangga.
3. Analisa Pasar
- Analisa perkembangan secara regional dan terikat pertambahan pengunjung.
- Karakteristik wisatawan.
- Analisis daerah asal pengujung, musim kunjungan, pola perjalanan, keadaan sosial ekonomi, motivasi dan lamanya pengunjung tinggal.
- Ramalan (Forecasting).
4. Penyusunan rencana pengembangan desa wisata
- Identifikasi objek-bjek wisata yang berpotensi.
- Rekomendasi usaha-usaha untuk program preservasi objek-objek wisata.
- Skala prioritas program pengembangan.
5. Pengusulan lokasi dengan skala prioritas tertinggi
- Menyiapkan peta skematik tata guna tanah (land use)
- identifikasi potensi-potensi yang dapat di pertahankan dan dikembangkan menjadi taman wisata.
- Meneliti berbagai aspek kepemilikan tanah.
- Rekomendasi rencana pengembangan akomodasi yang optimum pada lokasi.
- Menentukan prasarana yang diperlukan seperti jaringan jalan, sistem penyediaan air bersih dan distribusinya, sistem pembuangan air kotor dan pengelolaannya, sistem distribusi tenaga listrik serta sistem jaringan telekomunikasi.
- Menentukan persyaratan yang diperlukan bagi sistem transportasi darat, laut maupun udara.
Pembuatan Rencana Tapak Kawasan (Site Plan)
Loaksi yang akan dikembangkan :
1. Kawasan Desa
2. Kawasan Dusun
Peta yang dibuat untuk Site Plan biasanya berskala 1 : 5000 sampai dengan 1 : 10000, yang nampak didalamnya.
1. Kawasan Landscaping
2. Jaringan distribusi air minum.
3. Jaringan penyalur air kotor.
4. Jaringan distribusi listrik.
5. Jaringan distribusi telekomunikasi.
Untuk menyusun design kriteria diperlukan studi analisis mengenai keadaan alam, potensi pariwisata dan analisa pasar yang mencakup :
1. Geografi
Keterangan terperinci mengenai peta lokasi suatu kawasan yang akan di jadikan site plan mencakup batas wilayah serta teritorialnya.
2. Geomorfologi
Keterangan umum tentang keadaan tanah, bentuk lapisan tanah, dan hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan tanah.
3. Hidrogeologi
Keterangan mengenai sumber-sumber air, baik air yang mengalir dipermukaan tanah (surface water), maupun air yang terdapat didalam tanah ( underground water).
4. Klimatologi
Keterangan mengenai suhu rata-rata setiap bulan, derajat kelembaban relative, curah hujan kecepatan angin dan kondisi iklim setempat.
5. Vegetasi
Keterangan mengenai tumbuh-tumbuhan dalam kawasan dan jenis-jenis flora.
6. Geologi Desa
Deskripsi terperinci terutama mengenai penyusutan, pelebaran serta pertumbuhan desa.
7. Polulasi
Keterangan mengenai tingkat populasi yang terjadi pada waktu sekarang, maupun perkiraan dikemudian hari yang mempengaruhi air sungai.
Studi tersebut diperlukan guna pelestarian ligkungan, konservasi alam, proteksi terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang didarat, biota sungai, serta pencegahan terjadinya polusi (pencemaran air, darat maupun udara).
Pembuatan Pra Design
Pembuatan pra design didasarkan pada ketentuan-ketentuan design kriteria.
Perencanaan bentuk-bentuk bangunan, bahan bangunan yang dipakai, bentuk aritektur serta penggunaan tata ruang harus disesuaikan dengan lingkungan setempat.
Pembuatan Pola Pengembangan
Berdasarkan design kriteria dan pra design, maka dibuat pola pengembangan (outline plan). Tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Menjamin terselenggaranya penggunaan tanah yang optimal.
2. Mendapatkan keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pengembangan sektor-sektor lain.
3. Menjaga kelestarian lingkungan dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung.
4. Melestarikan objek-objek wisata seperti keindahan alam flora dan biota sungai.
Pembuatan pengembangan ini mencakup :
- Gambaran tentang kapasitas dan fungsi rencana tapak kawasan.
- Rencana umum tentang tata guna tanah.
Rencana dibuat dalam gambaran, peta dan uraian mengenai rencana tata guna tanah, peraturan tentang tata letak tanah dan bangunan maupun skema pola pemikiran tanah berdasarkan keterangan dari agrarian bagian kadaster.
- Program pengembangan prasarana.
- Program pengembangan sarana wisata yang diperlukan seperti ruang penerangan, loket, tempat berteduh, ruang pameran, panggung pertunjukan, akomodasi, catering, pusat pertokoan, souvenir dan kerajinan tangan, tempat ibadah, tempat bermain, tempat olah raga dan jalan setapak.
- Program pelestarian lingkungan.
- Skala prioritas pembangunan.
Pembuatan Study Kelayakan diperlukan untuk :
- Memudahkan tata laksana program pembangunan.
- Mendapatkan gambaran secara terperinci mengenai program-program tersebut baik dilihat dari segi fisik maupun dari segi pembiayaan.
- Mengetahui secara terperinci manfaat ekonomi program-program tersebut baik dilihat dari segi fisik maupun biaya.
- Mengetahui secara terperinci manfaat ekonomi program-program yang di maksud.
Rencana pengelolaan desa wisata harus disusun usulan tentang model organisasi pengelola serta rencana pengisian tenaga kerja di sertai dengan uraian tugas, program operasional dan biaya yang diperlukan.
Membuat Design Teknis
Ini adalah tahap terakhir dalam merencanakan site plan desa wisata, yaitu design teknis sesuai dengan kebutuhan desa wisata. Langkah-langkah design sebagai berikut.
1. Pengukuran Tanah
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang nyata seperti batas-batas area pekerjaan, data dari garis ketinggian, elevasi, akses jalan dan juga detail rencana pemanfaatan lahan dan pengembangannya.
2. Penelitian Tanah Untuk Konstruksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah memastikan tanah yang akan dijadikan lahan bangunan, layak digunakan atau dapat diketahui jenis konstruksi apa yang cocok digunakan.
Penelitian tanah pada umumnya dilakukan dengan pengeboran pada beberapa tempat dimana bangunan akan didirikan, sehingga dapat diketahui daya dukung tanahnya terhadap bangunan.
3. Pembuatan Design Terperinci
Design terperinci dibuat dalam bentuk uraian, peta-peta, dan gambar-gambar berskala 1 : 500 sampai dengan 1 : 10.000.
Gambar-gambar konstruksi prasarana, dibuat berskala 1 : 100 sampai 1 : 500. Sedangkan detail gambar dibuat dalam skala 1 : sampai dengan 1 : 100.
4. Penyususnan Dokumen
Dokumen terdiri dari rencan kerja, syarat-syarat, gambar konstruksi dan keterangannya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan pada tahap konstruksi, mengetahui dengan tepat biaya konstruksi dan penjadwalan program keja fisik.
Sumber Referensi :
Drs.Noersal Somad, MA
Very good article
ReplyDeleteVisit to
MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA
Mejaqq
Bandarq online
Majalah Dewasa Terlengkap Dan Terupdate
Informasi Terlengkap Dan Terupdate Seputar Kehidupan
Situs Majalah Online
Situs BandarQ Online Terpercaya
Situs Cerita Dewasa
Jelajah Wisata Dunia
Bermanfaat sekali kak tipsnya
ReplyDelete