Jenis Dan Fungsi Irigasi Serta Manfaatnya


Irigasi merupakan salah satu faktor yang amat menentukan suksesnya pertanian, sebab tanpa pengairan yang cukup, sebagian besar tanaman yang menjadi komoditas pertanian tidak akan tumbuh subur atau siap di panen.

Inilah yang barangkali menjadi alasan mengapa dahulu, salah satu butir dalam politik etis Belanda adalah irigasi. Sebab Indonesia sebagai negara agraris begitu membutuhkan irigasi yang cukup untuk menunjang pertanian.

Irigasi memegang peran sangat penting karena tanaman yang membutuhkan pengairan cukup, tidak hanya membutuhkan supply air pada awal penanaman, atau masa-masa tertentu saja, akan tetapi pada seluruh periode.

Beragamnya sistem irigasi yang dimiliki petani Indonesia, tidak lepas dari sejarah panjang pertanian, serta beragamnya model tanah yang untuk lahan pertanian.
 

Jenis Irigasi

Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari beberapa diantara jenis jenis irigasi :

1. Irigasi Permukaan


Irigasi macam ini umumnya di anggap sebagai irigasi paling kuno di indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya, biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau pengambilan bebas.

Air kemudian di salurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang, yang memanfaatkan daya gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat asupan air.

Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam jadwal dan volume yang telah ditentukan.

2. Irigasi Bawah Permukaan


Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah, pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka.

Di gerakkan oleh gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga dapat di manfaatkan oleh tanaman.

Dengan demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi, sehingga dapat di salurkan ke bagian lain tumbuhan, dan dapat memaksimalkan fungsi akar dalam menopang tumbuhan.

3. Irigasi Pancaran


Dibanding dua irigasi sebelumnya, irigasi ini terbilang lebih modern, karena memang baru dikembangkan belakangan. Caranya adalah dengan menyalurkan air dari sumbernya, ke daerah sasaran menggunakan pipa.

Di lahan yang menjadi sasaran, ujung pipa di sumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah, sehingga muncul pancaran air layaknya hujan, pertama kali membasahi bagian atas tumbuhan, kemudian bagian bawah dan barulah bagian di dalam tanah.

4. Irigasi Pompa Air


Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai air dari sumbernya, seperti  sumur, ke lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran.

Jika sumber air yang di gunakan dalam jenis ini bisa di andalkan, artinya tidak surut pada musim kemarau, maka kebutuhan air pada musim kemarau bisa di backup dengan jenis irigasi ini.

5. Irigasi Lokal


Irigasi lokal melakukan kerja di stribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang di pasang di suatu area tertentu sehingga air hanya akan mengalir di area tersebut saja.

Seperti halnya jenis irigasi permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.

6. Irigasi Dengan Ember Atau Timba


Irigasi jenis ini dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya dengan menggunakan ember atau timba.

Mereka mengangkut air dari sumber air dengan ember atau timba, kemudian menyiramnya secara manual pada lahan pertanian yang mereka tanami.

Seperti yang bisa dibayangkan, jenis ini kurang efektif, karena memakan banyak tenaga serta menghabiskan waktu yang lama.

Namun demikian, jenis yang demikian masih menjadi pilihan sebagian petani, utamanya petani di pedesaan yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pompa air atau alat irigasi yang lebih efektif.

7. Irigasi Tetes


Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan di atur dengan tekanan tertentu.

Dengan pengaturan yang demikian, air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan dan langsung pada bagian akar tanaman.

Teknik yang demikian dimaksudkan agar air langsung menuju ke akar, sehingga tidak perlu membasahi lahan dan mencegah terbuangnya air karena penguapan yang berlebih.

Kelebihan irigasi jenis ini di antaranya adalah efisiensi dan penghematan air, menghindari penguapan dan inflitrasi, serta sangat cocok untuk tanaman di masa-masa awal pertumbuhannya, karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman.

Selain itu, jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah, sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan proses penanamannya.
 


Fungsi Irigasi

Indonesia memiliki pembagian musim, seperti musim kemarau dan musim penghujan yang memiliki jatah yang sama, sehingga ketika musim kemarau tiba, utamanya kemarau panjang, curah air hujan akan rendah bahkan tidak ada sama sekali dan di sinilah irigasi memainkan peranannya.

Ini juga terjadi pada pada daerah-daerah dengan resapan air yang rendah sehingga pada musim kemarau, sangat jarang di temukan sumber air yang dapat mencukupi kebutuhan pertanian setempat.

Secara lebih terperinci, berikut adalah fungsi irigasi terhadap pertanian :
Sebagai simpanan supply air saat terjadi kekeringan akibat kemarau panjang, sehingga tanaman pertanian bisa tetap ditanam dan dipanen.

Irigasi di sini sekaligus juga mengatur jadwal dan porsi pembasahan tanah, sehingga dalam musim apapun, lahan pertanian bisa dialiri air, dan tanaman bisa tumbuh.

Memenuhi kebutuhan air pada tanaman pertanian.

Mengalirkan air yang memuat zat lumpur serta zat hara penyubur tanaman untuk menyuburkan tanah, sehingga tanah siap ditanami dan menghasilkan tumbuhan yang juga subur dan baik.

Mengalirkan air yang akan berfungsi mengendapkan kotoran atau limbah di dalam tanah ke dalam lapisan bawah (saluran drainase) sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan menghindari terjadinya erosi tanah.

Kotoran atau limbah tersebut akan mengalami proses penjernihan baik secara alamiah atau teknis.

Mengendapkan zat-zat garam dari permukaan tanah ke tanah lapisan bawah sehingga di permukaan, kadar garam akan menurun.

Menurunnya kadar garam ini adalah salah satu faktor yang mendukung suksesnya pertanian.

Menyiapkan tanah untuk mengalami proses pengolahan dengan terlebih dahulu melunakkannya.

Lunaknya tanah akan mempermudah proses pengolahan karena tanah yang keras akan sulit diolah semisal dicangkul atau di bajak.

Meninggikan tanah yang posisinya rendah. Lumpur yang terkandung dalam air irigasi dapat memungkinkan hal ini terjadi, sehingga tanah yang potensial untuk pertanian dapat digunakan lebih maksimal.

Menurunkan suhu dalam tanah sehingga kondusif untuk pertanian.

Mengurangi kemungkinan kerusakan tanah yang diakibatkan oleh frost.
 

Manfaat Irigasi

Begitu banyak manfaat irigasi yang juga memberikan manfaat bagi kehidupan makhluk hidup yang lain. Dimana hal itu akan memberikan keuntungan bagi makhluk hidup, terutama pada para petani.

Berikut adalah penjelasan mengenai manfaat dari beberapa jenis irigasi :

Menjaga kebutuhan nutrisi tumbuhan dapat tercukupi.

Selain untuk mengalirkan air, beberapa jenis irigasi juga digunakan untuk menyebarkan pupuk. Karena dianggap lebih praktis, efektif dan cepat. Juga dipakai untuk mengurangi erosi angin dan mencegah pembekuan.

Manfaat lain sistem irigasi adalah, seperti bendungan air yang bisa juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

Irigasi yang tertata dengan baik, juga menjadi solusi atas problem kekurangan pangan lokal yang tak jarang menimpa banyak negara.

Sistem irigasi yang dikelolah dengan baik dapat menjamin kesehatan masyakarat secara umum maupun kesejahterannya.

Tanaman yang dihasilkan dari lahan subur dan bebas hama penyakit sangat penting dalam menunjang kesehatan masyarakat dan menjauhkan dari berbagai macam penyakit.

Begitu juga, hasil pertanian yang berkualitas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Irigasi bahkan juga sangat berperan dalam mendukung program daulat pangan, sehingga produksi pangan dalam negeri, bisa diandalkan kualitas maupun kuantitasnya, minimal untuk konsumsi sendiri sehingga tidak perlu mengimpor bahan pangan dari negara lain

Beberapa jenis irigasi yang disebutkan di atas cukup menunjukkan bahwa perbedaan lahan, jenis tanaman juga ketersediaan modal sangat menentukan jenis irigasi apa yang akan dipilih para petani untuk mengairi lahannya.

Namun demikian, ada juga sebagian petani yang diuntungkan dengan letak lahan pertanian yang ia miliki. Ini terjadi misalnya jika sawah yang di miliki dekat dengan bendungan air, sehingga pemilik tanah sekitar, tidak perlu kewalahan dan kebingungan menciptakan sistem irigasi untuk mengairi lahannya.

Tak heran, sawah-sawah di dekat bendungan atau sumber air biasanya tetap ditanami dalam musim apapun, dan menghasilkan tanaman yang baik dan subur, karena persediaan air tidak perlu di khawatirkan.

Ini pula yang menjadi alasan mengapa lahan-lahan pertanian di sekitar bendungan atau sumber air dijual dengan harga yang cukup tinggi.

Untuk menangani perairan yang dibutuhkan lahan pertanian, sistem irigasi ternyata juga mencerminkan peradaban suatu bangsa.

Ini bisa dilihat dari catatan sejarah yang menunjukkan bahwa kebudayaan dan peradaban besar biasanya muncul tak jauh dari sumber air yang dikelola dengan baik, dan menghasilkan sistem irigasi yang baik pula.
Jenis Dan Fungsi Irigasi Serta Manfaatnya Jenis Dan Fungsi Irigasi Serta Manfaatnya Reviewed by Frets Wilson on October 14, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.