Metode Pelaksanaan Pekerjaan Aspal AC - BC
Aspal AC-BC (Aspalt Concrete Binder Course) adalah lpis lentur perkerasan jalan yang terdiri dari agregat dan aspal. Lapis ini dalam struktur perkerasan aspal dikategorikan sebagai lapis antara pada lapisan antara lapis aus (AC-WC) dan lapis dasar (AC-BASE).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Aspal AC-BC dengan nomor item 6.3.6a adalah sebagai berikut :
Mengajukan dokumen rencana pelaksanaan dan rencana mutu serta dokumen uji kelayakan bahan maupun peralatan untuk diperiksa konsultan dan disetujui dereksi pekerjaan.
Memastikan quarry sumber bahan, peralatan produksi aspal (AMP) dan peralatan operasi lapangan dalam kondisi layak operasi, dan manajemen lapangan, agar pada proses pelaksanaannya tidak mengalami kendala yang berarti.
Melakukan trial mix untuk percobaan penghamparan, paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran yang akan diproduksi di AMP. Lokasi percobaan penghamparan sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
Mempersiapkan dan memastikan baik manajemen K3, manajemen keselamatan lalu lintas dan dampak lingkungan. terkendali pada proses pelaksanaan.
Memastikan lahan siap dan melaksanakan pembersihan sebelum di mulainya proyek, selama pelaksanaan berlangsung dan sebelum selesainya proyek.
Mobilisasi atau mendatangkan alat-alat berat. Alat-alat berat diantaranya :Tandem Roller, Double drum, Vibrator Roller, Motor Grader, Ashpalt Finisher, Baby Roller, Peuneumatic Roller dll.
Pembuatan stack out (garis penanda batas lebar) sesuai dimensi dalam gambar kerja dan memeriksa kesiapan stock bahan material di AMP, kesiapan peralatan produksi (AMP) dan peralatan lapangan yang akan di gunakan setiap kali akan melakukan produksi. Serta tenaga kerja dalam suatu struktur manajemen pelaksanaan sebelum AMP dinyatakan produksi.
Baca Juga : Program Mutu Pekerjaan Aspal AC-BC
Tahap Pelaksanaan
Produksi dilakukan setelah bahan, armada angkutan, alat berat cukup tersedia dan siap operasi dengan tingkat kecepatan kemajuan pekerjaan 60%.
Setelah AMP dinyatakan produksi, maka pelaksana pekerjaan melakukan control produksi di AMP dan kesiapan dan kelayakan operasi armada, agar sesuai dengan manajemen kerja.
Dalam hal ini, diperlukan ketelitian waktu dalam mengkordinir tenaga pelaksana saat pemasokan material, produksi aspal, control pengujian, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan.
Pencampuran aspal dilakukan mulai dari penampung dingin yang terpisah untuk setiap fraksi agregat,melalui conveyor (penyalur material).
Agregat dikeringkan dan dipanaskan dengan alat pengering (dryer). Waktu Nyala api diatur sedemikian rupa sehinga tidak merusak agregat.
Melalui mesin elevator, agregat dipasok ke tempat penampung panas (Hot Bin). Suhu agregat rentang antara 1500C – 1600C.
Menyediakan penampung filler tambahan seperti semen tersendiri diatas pugmil. Bahan aspal dipasok ke tanki penampungan dan pemansan aspal (ketel) dengan temperature maksimal 1600C.
Melalui pipa disalurkan ke penampung aspal kemudian dipasok ke pugmil( mixer) setelah agregat dan filer pada rentang suhu antara 1450C – 1550C.
Setelah dilakukan pencamuran sesuai dengan waktu yang ditentukan, campuran aspal panas di tuang ke dalam dump truck dengan rentang suhu antara 1350C – 1500C. Kemudian diangkut kelokasi untuk dihampar.
2. Pengangkutan
Mobil pengangkut aspal dari AMP ke lokasi pekerjaan harus berjumah tepat dengan perhitungan kapasitas muatan aspal, jarak tempuh, kecepatan waktu tiba dilokasi, sehingga proses penghamparan dilapangan dapat beroperasi secara terus menerus dengan kecepatan penghamparan tetap.
Membiuang campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan mutu saat terjadi penundaan penghamparan ata kedala saat pengangkutan.
3. Penghamparan
Mulai penghamparan dilapangan sampai minimum terdapat tiga mobil pengangkut aspal dilapangan. Hal ini untuk menjamin proses penghamparan tidak dihentikan. Karena keterlambatan pasokan bahan aspal.
Proses penghamparan yang sering berhenti, dapat menyebabkan ketidakrataan pada permukaan jalan sehingga kurang nyaman bagi pengguna jalan dan juga dapat mengurangi umur rencana akibat beban dinamis.
Penghamparan dilakukan oleh asphalt finisher pada zona kerja yang sudah ditentukan dan pada permukaan yang sesuai ketentuan.
Kontrol suhu baik di AMP maupun dilokasi pekerjaan diperlukan untuk mengevaluasi kualitas aspal tiap penghamparan.
Perbaikan permukaan aspal saat proses penghamparan dilakukan bilamana terdapat tekstur yang tidak lurus, tidak rata, beralur atau terbelah.
4. Pemadatan
Pemadatan dilakukan pada tiga tahap yang terpisah dengan tiga jenis alat pemadat sesuai spesifikasi yaitu :
1. Pemadatan awal (Alat Pemadat Vibrator ganda roda besi)
2. Pemadatan antara (Alat pemadat Roda Karet)
3. Pemadatan akhir (Alat pemadat tandem statis roda baja tanpa vibrasi)
2. Pemadatan antara (Alat pemadat Roda Karet)
3. Pemadatan akhir (Alat pemadat tandem statis roda baja tanpa vibrasi)
Pemadatan awal atau breakdown rolling, dilakukan dengan roda penggerak didekat alat penghampar dan minimum dua kali lintasan pada setiap titik penghamparan.
Pemadatan antara atau utama dilakukan dengan allat pemadat roda karet yan berjarak sedekat mungkin dengan penggilas awal dengan jumlah lintasan sesuai percobaan penghamparan atau trial mix.
Pemadatan akhir atau finishing rolling dilakukan dengan alat pemadat roda baja tanpa vibrasi dengan jumla lintasan sesuai trial atau untuk meratakan permukaan aspal bilamana roda karet meninggalkan bekas roda pada permukaan perkerasan.
Pemadatan pertama dilakukan pada sambungan melintang agar menahan pergerakan campuran beraspal, sepanjang sambungan memanjang. Kemudian pada tepi luar lalu pada bagian tengah sumbu jalan.
Kecuali pada superelevasi, pemadatan dimulai dari sisi terendah kemudian bergerak kearah yang lebih tinggi. Kecepatan alat pemadat dilakukan secara konstan dengan kecepatan maksimal 4 km/jam untuk roda besi dan 10 km/jam untuk roda karet.
Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus menerus untuk menghindari pelekatan campuran beraspal pada roda, namun air tidak berlebihan. Roda karet juga diberi sedikit minyak untuk menhindari lengketnya aspal pada roda, sehingga roda pemadata dapat terpelihara selama proses pemadatan.
Setiap sambuang melintang dan memanjang diatur sedemikian rupa agar tidak tumpang tindih dengan lapisan berikutnya.
Baca Juga : Prosedur Administrasi Pekerjaan Aspal AC-BC
Pekerjaan Akhir
Pemeriksaan kerataan permukaan perkerasan dilakukan pada saat setelah pemadatan awal. Kerataan permukaan dan kemiringan jalan diperiksa menggunakan mistar lurus sepanjang 3 m yang dilengkapi dengan waterpas derajat atau alat NAASRA-Meter.
Hal ini dilakukan untuk memastikan permukaan perkerasan dan kemiringan jalan sesuai yang ditunjukan pada gambar potongan melintang jalan dan sesuai ketentuan. Pemeriksaan dilakukan pada setiap interval 100 meter
Pemeriksaan dimensi perkerasan jalan dilakukan terhadap penampang jalan setelah semua prosedur dilalui sampai pada selesai pemadatan akhir.
2. Perbaikan
Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong setelah pemadatan akhir, dan bahan-bahan yang berbahaya maupun yang tidak terpakai dibuang sesuai petunjuk direksi.
Ketidakrataan permukaan perkerasan diperbaiki baik dengan cara membongkar area dan penambahan atau pembuangan bahan sebagaimana yang diperlukan.
Perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan dimensi dilakukan baik pada tahap penghamparan dan pemadatan, juga dilakukan setelah selesai pekerjaan.
Perbaikan kerataan maupun tebal dan kepadatan dilakukan dengan membongkar segmen pada sepanjang area yang tidak memenuhi syarat. Kemudian dilakukan diaspal kembali sesuai ketentuan.
3. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui ketebalan lapis perkerasan dengan metode Core Drill. Paling sedikit 2 titik uji yang tidak lebih dari 100 meter atau minimal pada setiap interval 100 meter.
Setelah dilakukan pengujian inti (core Drill), maka semua lubang uji ditutup kembali dengan campuran beraspal dengan kerataan dan kepadatan sesuai ketentuan.
Selesai
Sumber Referensi :
Spesifikasi Umum 2010 Rev 3 Divisi 6.3.6a
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Aspal AC - BC
Reviewed by Frets Wilson
on
October 13, 2019
Rating:
No comments: