Program Mutu Pekerjaan Galian Selokan Drainase Dan Saluran Air

Meski pekerjaan ini terbilang cukup mudah untuk dikendalikan, tapi tetap saja menjadi salah satu bagian dari penjaminan mutu pekerjaan, khususnya pada jalan dan jembatan.

Kebanyakan program mutu untuk pekerjaan ini, adalah sebatas pada mitigasi dan kontrol pelaksanaan serta dampak lingkungannya.

Berikut, Program Mutu Pekerjaan Galian Selokan Drainase Dan Saluran Air.

 

Baca Juga : Prosedur Administrasi Pekerjaan Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air

Setelah semua data pengajuan untuk pelaksanaan diperiksa dan disetujui, mitigasi awal dilakukan. Hal ini untuk memastikan semua kondisi lokasi pekerjaan, seperti yang tertuang dalam dokumen rencana pelaksanaan.

Beberapa hal yang perlu dilakukan terkait mitigasi :

1. Survey titik lokasi pekerjaan, terkait pengukuran dan penetapan stack out rencana galian.
2. Pemeriksaan kondisi tanah untuk penempatan galian selokan.
3. Memeriksa tiap utilitas yang terkait dengan proses pekerjaan.
4. Menyiapkan dan mengkaji ulang rencana penanganan untuk dampak lingkungan.
5. Memastikan bahan, peralatan dan pekerja, telah siap sebelum melakukan pekerjaan.

Baca Juga : Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Selokan Drainase Dan Saluran Air

Beberapa hal yang perlu dilakukan terkait pelaksanaan :

1. Memastikan setiap bahan yang akan digunakan untuk timbunan pada lokasi yang perlu, harus memenuhi sifat bahan sesuai disyaratkan.

2. Saluran yang dilapisi bahan pelapis atau lined, baik bahan maupun prosedur pelaksanaannya, harus diperiksa sesuai ketentuan.
3. Semua bahan tanah, batu, kayu atau apapun itu, harus ditangani dengan benar selama pekerjaan, agar tidak merusak lingkungan sekitar.

4. Memastikan setiap kelandaian dan permukaan bidang, dan elevasi akhir terpenuhi.
5. Mengontrol jalannya proses pekerjaan dari awal hingga akhir.

Baca Juga : Pengawasan Teknis Pekerjaan Galian Selokan Drainase Dan Saluran Air

Adapun setiap permasalahan yang timbul akibat pekerjaan, dikoordinasikan sesuai prosedur kepada pihak-pihak yang terkait.

Setiap proses perubahan, baik yang bersifat struktur maupun non struktural, diperlukan persetujuan dari pihak otoritas, sebelum itu disetujui perubahannya.

Perubahan metode dan jadwal pelaksanaan dapat dilakukan, selama itu tidak menimbulkan keterlambatan, atau demi efisiensi pekerjaan.

Sumber Referensi :
Spesifikasi Teknis 2010, rev 3, divisi 2.1
Proyek Pembangunan Jalan Akses Jembatan Holtekamp MYC 2018/2019