Cara Hitung Volume Material Sloof


Sloof adalah bagian dari konstruksi pokok sebuah bangunan rumah dan gedung. Terletak setelah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan.

Perhitungan sloof yang akan dihitung disini adalah soof untuk bangunan praktis berukuran 15/20 atau 15 cm alas dan tinggi 20 cm.

Hitungan ini juga termasuk analisa untuk menghitung kebutuhan bahan dan sekaligus kebutuhan upah tenaga kerja untuk pekerjaan sloof. Analisa Cara Hitung Volume Material Sloof seperti berikut ini :

Estimasi pekerjaan sloof yaitu terdiri dari :

1. Pekerjaan Bekisting
2. Pekerjaan Pembesian
3. Pekerjaan Beton


Diketahui dimensi sloof  :

Panjang total sloof =  26.4 m1 (panjang total pondasi – dimensi kolom)
Lebar sloof = 0.15 m1
Tinggi sloof = 0.20 m1
Besi tulangan pokok = 4 Ø 10 dibaca 4 batang diameter 10 mm
Besi beugel = Ø 8 – 150, dibaca diameter 8 berjarak 150 mm
Selimut beton = 1.5 cm
Tinggi papan bekesting = Tinggi sloof
Panjang papan bekisting = Panjang total sloof
Sloof terdiri dari 2 sisi yang sama panjang = Sisi bagian luar dan sisi bagian dalam


Pekerjaan Bekisting Sloof

Adalah pekerjaan papan cetakan yang dipasang sebagai acuan untuk dimensi sloof. Selain itu bekesting juga digunakan agar beton setelah mengeras tampak rapi.

Volume bekisting sloof = Tinggi sloof x panjang total sloof x 2 sisi = 0.2 x 26.4 x 2 = 10.56 m2.


Kebutuhan Bahan :


Kayu Papan = Koefisieni x volume bekisting sloof = 0.0044 x 10.56 = 0.046464 m3.
Pada pekerjaan dilapangan, biasanya jika kebutuhan papan kurang dari setengan kubik, tukang akan mengefisienkan bahan atau menggunakan papan sisa yang masih layak guna.
Jika tidak ada, maka paling sedikit papan dibeli setengah kubik, karena papan biasanya dijual minimal dengan harga setengah kubik.


Paku Biasa 2”-5”= Koefisiensi x volume bekisting sloof = 0.3 x 10.56 = 3.17 kg.
Dibulatkan 3 kg untuk pembelian. Selebihnya efisiensi tukang.

Minyak Bekisting = Koefisiensi x volume bekisting sloof = 0.1 x 10.56 = 1.06 ltr.
Dibulatkan 1 liter untuk pembelian. Bahan ini biasanya sering tidak dibeli karena dilapangan sering diganti dengan minyak oli atau solar untuk menghemat maupun mempercepat pekerjaan.

Kebutuhan Tenaga :


Pekerja = Koefisiensi x volume bekisting sloof = 0.3 x 10.56 = 3.17 orang.
Dibulatkan menjadi 3 orang.

Tukang Kayu = Koefisiensi x volume bekisting sloof = 0.26 x 10.56 = 2.75 orang.
Dibulatkan 3 orang. Pembulatan keatas jika angka dibelakang koma lebih dari 0.5, sedangkan dibawah 0.5 dibulatkan kebawah.

Kepala Tukang = Koefisiensi x vlume bekisting sloof = 0.026 x 10.56 = 0.27 orang.
Dibulatkan 1orang. Jika terdapat angka seperti ini, biasanya hanya digunakan untuk menghitung harga satuan. Sedangkan dilapangan, tukang sudah merangkap semua jenis pekerjaan dengan sistem borongan.

Mandor = Koefisiensi x volume bekisting sloof = 0.005 x 10.56 = 0.05 orang.
Dibulatkan menjadi 1 orang.
 

Pekerjaan Pembesian Sloof

Adalah pekerjaan besi tulangan yang berfungsi sebagai pengaku maupun elemen mekanikal statis tertentu menjadi satu kesatuan dalam konstruksi bangunan. Berikut tabel berat besi dalam satuan kg/m1 dalam pabrikan.


Sebelum menghitung volume besi, terlebih dahulu harus dihitung panjang tiap jenis besi dan totalnya, dimana besi tulangan sloof diukur dari as ke as garis horizontal tiap sisi podasi. Atau bisa dikatakan juga panjang besi = panjang pondasi.

Adapun setiap besi pabrikan dicetak maksimal dengan panjang 12 meter. Maka jika setiap besi yang melebihi 12 meter maka harus disambung dengan ketentuan sambungan seperti pada tabel diatas. Sedangkan ukuran besi yang kurang dari 12 meter harus dipotong.

Misakan ukuran pondasi seperti pada gambar dibawah ini :


Panjang sisi A = Panjang sisi B = 2 x 3 x 2 sisi = 12 m1
Panjang sisi B = Panjang sisi D = 2 x 3.75 x 2 sisi = 15 m1

Karena setiap sisi memiliki ukuran kurang dari 12 meter, maka besi harus dipotong sesuai ukuran panjang setiap sisi.

Sedangkan ketentuan untuk pemasangan besi pada setiap ujung, harus deberikan kait/ hok atau pembengkokan ujung seperti pada tabel berat besi diatas.

Perhitungan berikut menggunakan satuan meter, sehingga semua ukuran selain m1, harus disamakan terlebih dahulu.

Hitung Besi Tulangan Pokok

Panjang besi tulangan pokok sisi A = sisi B :
= ( (2 x 3 meter ) + (6 x Ø10 mm (10/1000) x 2 ujung)) x 4 batang
= ((6) + (6 x 0.01 (satuan m1) x 2)) x 4
= (6 + 0.12) x 4
= 6.12 x 4
= 24.48 m1

Panjang besi tulangan pokok sisi A dan B = 2 x 24.48 m1 = 48.96 m1

Panjang besi tulangan pokok sisi C = sisi D :
= ( (2 x 3.75 meter ) + (6 x Ø10 mm (10/1000) x 2 ujung)) x 4 batang
= ((7.5) + (6 x 0.01 (satuan m1) x 2)) x 4
= (7.5 + 0.12) x 4
= 7.62 * 4
= 30.48 m1

Panjang besi tulangan pokok sisi C dan D = 2 x 30.48 m1 = 60.96 m1

Panjang besi tulangan sisi A = 6.12 m1/batang, sebanyak 4.
Panjang besi tulangan sisi B = 6.12 m1/batang, sebanyak 4.
Panjang besi tulangan sisi C = 7.62 m1/batang, sebanyak 4.
Panjang besi tulangan sisi D = 7.62 m1/batang, sebanyak 4.

Voume berat besi tulangan pokok = Total panjang besi tulangan pokok x berat besi diameter 10 per meter polos = (48.96 +60.96) x 0.62 = 109.92 x 0.62 = 68.1504 Kg.

Hitung Besi Tulangan Bagi/Beugel

Tidak seperti besi tulangan pokok yang dipasang menerus melewati tiang-tiang kolom. Besi beugel hanya dipasang diantara tiang kolom sehingga panjang efektif bagian besi beugel adalah panjang total pondasi dikurangi lebar tiang kolom praktis dengan ukuran 15 x 15 cm.

Panjang 1 batang tulangan bagi/beugel :
= (Lebar sloof - 2 kali selimut beton) + (Tinggi sloof – 2 kali selimut beton) + ( 2 kali kait)
= (0.15 – (2x0.015)) + (0.2 – (2x0.015)) + (6xØ8)
= (0.15 – 0.03) + (0.2 – 0.03) + (6x0.008)
= 0.12 + 0.17 + 0.048
= 0.338 m1.

Jadi, panjang 1 batang besi tulangan bagi/bugel adalah 0.338 m1. Sedang untuk menghitung jumlah tulangan bagi yang diperlukan sebagai berikut.

Panjang ruas sisi A = sisi B :
= ((3 meter – (2 x ½ lebar kolom)) x 2 ruas dalam satu sisi.
= (3 – (2 x 0.075)) x 2
= (3 – 0.15) x 2
= 2.85 x 2
= 5.7 m1

Panjang ruas sisi A dan B = 5.7 x 2 sisi = 11.4 m1

Panjang ruas sisi C = sisi D :
= ((3.75 meter – (2 x ½ lebar kolom)) x 2 ruas dalam satu sisi.
= (3.75 – (2 x 0.075)) x 2
= (3.75 – 0.15) x 2
= 3.6 x 2
= 7.2 m1

Panjang ruas sisi C dan D = 7.2 x 2 sisi = 14.4 m1

Agar efektif menghitung jumlah beugel keseluruhan, maka harus dibagi dengan perhitungan per bagian dari setiap ruas yang ada pada sisi A, B, C, dan D.

Untuk contoh perhitungan ini, dalam 1 sisi terdapat 2 ruas. Sehinga total ruas pada sisi A dan B = 4 ruas. Maka total jumlah besi setiap sisi harus di kali 4.

Begitu juga dengan sisi C dan D, namun panjang setiap sisi tergantung ukuran pasing-masing ruas yang dianalisa satu persatu.

Panjang 1 ruas pada sisi A maupun B = 2.85 m1
Panjang 1 ruas pada sisi C maupun D = 3.6 m1

Jumlah beugel sisi A = sisi B :
= (Panjang 1 ruas / Jarak beugel) + 1 (sebagai penutup)
= (2.85 / 0.15) + 1
= 19 + 1
= 20 Batang

Jumlah beugel sisi A dan B = 20 batang x 4 ruas = 80 batang.

Jumlah beugel sisi C = sisi D :
= (Panjang 1 ruas / Jarak beugel) + 1 (sebagai penutup)
= (3.6 / 0.15) + 1
= 24 + 1
= 25 Batang

Jumlah beugel sisi C dan D = 25 batang x 4 ruas = 100 batang.

Jumlah total besi beugel = 80 +100 = 180 Batang.

Volume berat tortal besi tulangan bagi/beugel = Panjang 1 batang beugel x Jumlah total besi beugel x berat besi diameter 8 mm = 0.338 x 180 x 0.40 = 24.336 Kg.

Jadi, volume berat total besi sloof = Berat total besi tulangan pokok + Berat total besi tulangan bagi/beugel = 68.1504 kg + 24.336 kg = 92.4864 Kg.

Untuk kebutuhan bahan pada pekerjaan pembesian sloof, analisanya dapat di lihat pada tabel berikut.


Kebutuhan Bahan :


Besi Beton (polos/ulir) = koefisiensi x berat total besi = 1.05 x 92.4864 = 97. 11 Kg
Perhitungan untuk berat besi tulangan hanya berlaku pada perhitungan harga satuan pekerjaan, untu menghitung anggaran dan biaya, tapi tidak untuk pembelian.

Sedangkan untuk pembelian diguankan dengan satuan per batang per diameter. Jadi harus diketahui terlebih dahulu berapa jumlah batang yang harus dibeli untuk setiap jenis ukuran.

Ukuran untuk 1 batang besi dipasaran sudah distandarkan SNI yaitu 12 meter per batang. Jadi jika pada perhitungan kebutuhan bahan besi, tidak dapat dibagi rata, maka pembelian biasanya dilebihkan. Misalnya, kebutuhan besi 18 meter maka dibeli sebanyak 2 batang.

Dari perhitungan diatas maka dapat diketahui jumlah batang yang harus dibeli untuk setiap ukuran diameternya. Perhitungannya sebagai berikut :

Tulangan pokok yang harus dibeli :
= Total panjang besi tulangan utama / 12
= 109.92 / 12 = 9.16 batang.
Dibulatkan 10 batang untuk mengantisipasi jika ada sambungan pada besi.

Tulangan bagi yang harus di beli :
= Total panjang tulangan bagi/beugel / 12
= (0.338 x 180) / 12
= 60.84 / 12
= 5.07 batang
Dibulatkan 6 batang untuk keperluan lain-lain seperti angkur dan skur.

Kawat beton = koefisiensi x berat total besi = 0.015 x 92.4864 = 1.388 kg.
Dibulatkan untuk pembelian menjadi 1.5 kg.

Kebutuhan Tenaga :

Pekerja = 0.007 x 92.4864 = 0.65 orang, dibulatkan 1 orang.
Tukang = 0.007 x 92.4864 = 0.65 orang, dibulatkan 1 orang.
Kepala Tukang = 0.0007 x 92.4864 = 0.06 orang, dibulatkan 1 orang.
Mandor = 0.0003 x 92.4864 = 0.03, dibulatkan 1 orang.

Hal ini bisa juga berarti untuk pekerjaan pembesian sloof dengan berat 92.4864 kg, tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga kerja.
 

Pekerjaan Beton Sloof

Adalah pekerjaan beton dengan mutu f’c 18.3 mpa atau setara K-225. Digunakan mutu sedang karena sloof merupakan salah satu konstruksi utama yang termasuk bagian structural dari sebuah bangunan rumah maupun gedung.

Namun pada perhitungan ini, bukan untuk menghitung kualitas dari beton mutu, melainkan hanya khusus untuk menghitung volume kubikasi dan kebutuhan material beton untuk pembuatan sloof.

Bentuk umum dimensi sloof praktis adalah lebar di kali tinggi yaitu 0.15 m1 x 0.20 m1. Sedangkan berdasarkan gambar denah pondasi diatas, ukuran panjang dimulai dan berakhir pada titik as pondasi.

Sehingga dimensi panjangnya harus dihitung bukan dari as pondasi melainkan berdasarkan sisi luar dan dalam pondasi. Perhitungannya sebagai berikut.

Panjang sisi A = sisi B : Diukur dari sisi luar dindidng sloof.
= (2 x 3) + (2 x ½ lebar sloof)
= 6 + 0.15
= 6.15 m1
Panjang sisi A dan B = 6.15 x 2 sisi = 12.3 m1.

Panjang sisi C = sisi D : Diukur dari sisi dalam dinding sloof.
= (2 x 3.75) – ( 2 x ½ lebar sloof)
= 7.5 – 0.15
= 6 m1
Panjang sisi C dan D = 6 x 2 sisi = 12 m1

Panjang total sloof = Panjang sisi A+B+C+D =12.3 +12 = 24.3 m1

Volume beton sloof = Lebar sloof x Tinggi sloof x Panjang total sloof = 0.15 x 0.20 x 24.3 = 0.73 m3.


Kebutuhan Bahan :


Semen Portland = 388 x 0.73 = 283.24 kg, dibagi 50 kg/zak = 5.6648 zak, dibulatkan 6 zak.
Pasir beton = 0.65 x 0.73 = 0.4745 m3, dibulatkan  ½ m3 atau dibeli 1 m3 untuk keperluan senjatnya.
Batu pecah mesin 2/3 = 0.65 x 0.73 = 0.4745 m3, dibulatkan  ½ m3 atau dibeli 1 m3 untuk keperluan senjatnya.

Kebutuhan Tenaga :

Pekerja = 6 x 0.73 = 4.38 orang, dibulatkan 5 orang.
Tukang = 1 x 0.73 = 0.73 orang, dibulatkan 1 orang.
Kepala Tukang = 0.1 x 0.73 = 0.073 orang, dibulatkan 1 orang.
Mandor = 0.3 x 0,73 = 0.219, dibulatkan 1 orang.

Catatan :
Angka koefisiensi untuk perhitungan bahan beton mutu k-225 atau f’c 18.3 mpa, adalah perhitungan kasar yang paling tidak menjadi gambaran untuk kebutuhan material sesungguhnya.

Sedangkan untuk perhitungan realnya, digunakan data hasil uji material laboratorium untuk setiap fraksi yang memenuhi syarat layak guna.


 
Sumber :
Analisa harga satuan pekerjaan (AHS SNI 2008)
Cara Hitung Volume Material Sloof Cara Hitung Volume Material Sloof Reviewed by Frets Wilson on July 02, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.